Selasa, 10 April 2012

Catatan kecil forex XIV (Indikator Parabolic Sar)

Kegunaan Parabolic SAR sama persis dengan Moving Average atau trend indicator
lainnya. Hanya saja Wilder menciptakan indikator ini untuk mengeliminir kekurangan
MA yaitu sifatnya yang membentuk kurva sehingga sering kali terjadi mis interpretasi.
Dengan SAR yang berupa titik, trend naik atau turun menjadi kelihatan lebih pasti dan
tidak lagi menimbulkan salah tafsir.
Pada SAR, ketika harga sedang dalam trend naik, maka titik SAR berada dibawah dari
pergerakan harga. Sebaliknya ketika market sedang dalam trend turun maka titik SAR
berada di atas dari pergerakan harga. Perhatikan gambar berikut:
Pada gambar diatas tampak titik SAR berada diatas bar yang menunjukkan bahwa harga
sedang berada dalam trend turun.
Setelah Anda mengetahui bagaimana caranya membaca Parabolic SAR, Saya rasa kini
menjadi lebih mudah untuk menggunakannya untuk melakukan aksi buy, sell atau hold.
Perlu disampaikan disini, bahwa sangat disarankan untuk menggunakan SAR bersama
indikator lainnya (Saya pribadi menyarankan menambahkannya dengan indikator yang
bersifat oscillator seperti Stochastic atau RSI).
Ini disebabkan sama halnya dengan trend indicator lainnya, seringkali indikator jenis ini
lamban dalam mengakomodasi perubahan harga. Demikian juga dengan SAR. Itu
sebabnya disarankan untuk menambahkan oscillator yang cenderung lebih cepat sehingga
keduanya dapat saling mengimbangi. SAR dapat mengurangi kecepatan Oscillator
sedangkan Oscillator dapat berlaku sebaliknya.

Sederhana bukan? Anda dapat memadukan SAR dengan indikator-indikator lainnya
seperti dengan MACD atau dengan RSI bergantung indikator mana yang terbaik dan
cocok dengan gaya trading Anda sehari-hari. Harap diingat disini bahwa setiap trader
memiliki indikator kesukaannya masing-masing.

Parabolic SAR dan Stop Loss  
Nah Kita masuk dalam bahasan kegunaan SAR yang cukup unik disini. Bahkan hanya
SAR yang memiliki kemampuan seperti ini yaitu kegunaan SAR sebagai penentu titik
Stop Loss. Ingat bahwa SAR merupakan kependekan dari Stop and Reverse yang kurang
lebih artinya berhenti lalu berbalik arah.
Titik SAR bukan saja dapat digunakan sebagai penentu up trend atau down trend. Begitu
juga jarak antara titik SAR dengan harga terrendah atau tertinggi dari bar yang ada bukan
hanya dapat digunakan sebagai penentu kuat lemahnya trend yang terjadi. Lebih dari itu,
jika Anda adalah seorang trader dengan Stop Loss (sangat disarankan bertrading menggunakan Stop), maka kabar baiknya titik SAR dapat Anda gunakan sebabagi titik
Stop Loss Anda.

Contoh Gambar indikator parabolic sar :



Beberapa trader pemula kebanyakan sangat membenci fasilitas yang satu ini yaitu Stop
Loss. Alasannya adalah karena jika mereka memasang Stop Loss maka kerap kali posisi
mereka menyentuh titik Stop yang artinya adalah kerugian bagi mereka. Akhirnya
mereka lebih memilih untuk membiarkan harga terfloating dengan santainya sambil
menunggu “malam berakhir” dan “pagi bersinar” alias harga berbalik arah sehingga
posisi negatif mereka berganti dengan positif.

Kabar buruknya bagi Anda yang bertrading dengan cara demikian adalah bahwa akan
tiba masanya dimana mungkin malam tidak akan pernah berakhir dan pagi tak kunjung
datang alias margin call terjadi. Ini bukan hanya satu dua kali Saya lihat, tetapi sebagian
besar mereka yang bertrading tanpa adanya stop loss selalu berujung pada jurang yang
sama. Sesuatu yang sudah Saya terangkan ribuan kali kepada setiap investor pemula yang
herannya sangat jarang dipatuhi.

Ingat Saudaraku, Stop Loss ada bukan untuk membuat  Anda merugi. Dia ada untuk
membatasi  kerugian Anda dan menjauhkan diri Anda dari mimpi buruk yang bernama
margin call. Tentu Anda tidak ingin bukan bertrading hanya satu-dua kali lalu kemudian
hancur lebur hanya karena adanya satu posisi yang salah. Tidak ada satu pun trader yang
tidak pernah salah dalam menentukan posisi. Bahkan Saya yang menulis artikel ini pun
kerap kali terperosok dikarenakan kesalahan posisi. Tidak masalah berapa kali Anda
salah dalam menentukan posisi yang penting adalah secara agregat Anda tetap profit! 

Catatan kecil forex XIII (ELLIOT WAVE THEORY)

berikutnya kita masuk dengan teori Elliot. Analisa teknikal ini diciptakan oleh
Ralph Nelson Elliott (1871-1948), seorang akuntan dalam bukunya The Wave Principle
(1938). Ralph Elliott berpendapat bahwa pada dasarnya pergerakan harga diakibatkan
oleh siklus jual beli yang dilakukan oleh sekelompk manusia. Oleh karena manusia
memiliki kebiasaan untuk melakukan rutinitas (pola), maka pada dasarnya market pun
memiliki pola. Dengan demikian setiap pergerakan harga pastilah akan memiliki pola-
pola tertentu sehingga kita dapat mengantisipasi pergerakan harga berikutnya. Inilah yang
menjadi dasar pemikiran dari Elliott Wave. Ralph Elliott kemudian mengidentifikasikan
12 pola yang pada akhirnya berkembang menjadi ilmu  Elliot Wave yang kita pelajari
sekarang ini. Namun pada dasarnya Elliot Wave memiliki satu pola standar yang biasa
disebut basic market patterns.
Pola basic ini bentuknya menyerupai pola fraktal dalam sebuah grafik. Tahu fraktal? Ah
sulitnya kalau Anda tidak tahu). 
Fraktal merupakan geometri teratur dimana setiap bagian terkecil geometri tersebut
bentuknya adalah sama dengan unit besar geometri gabungan yang ada.
Satu kelebihan Elliott adalah analisanya tidak berdasarkan data yang telah terjadi tetapi
lebih ke pattern yang mungkin muncul. Dengan demikian akan sangat membantu kita
untuk memberikan antisipasi pergerakan harga yang mungkin terjadi kedepan.

Kendala Dalam Penggunaan Elliott
Ok, Elliott Wave memang bagus. Tetapi bukan berarti tidak ada kendala. Kendala
pertama dan yang paling berat adalah banyaknya pola yang ada. Menghapalkan 12 pola
dan menentukan pola mana yang mungkin terjadi terhadap harga ke depan jelas bukan
perkara yang mudah. Jika Anda tidak cukup sabar dalam berlatih bisa jadi menghapalkan
ini cukup membuat Anda frustrasi. Belum lagi mencocokkannya dengan harga. Jelas
merepotkan.
Kendala lainnya adalah pada kekompleksannya. Harus diakui pattern-pattern pada Elliott
cukup kompleks dan memiliki sejumlah aturan tertentu yang jumlahnya bisa saja menjadi
begitu custom sehingga tidak cukup memahami hanya ke-12 pola dasar yang ada. Bahkan
ada lembaga riset khusus yang didirikan hanya untuk menganalisa Elliott Wave
menggunakan ratusan komputer bahkan ribuan! Ini menunjukkan memang penggunaan
Elliott sering kali menjadi tidak efektif bagi personal trader seperti kita yang notabene
hanya mengerti sedikit penggunaan platform dan perhitungan matematika.
Untuk mengatasi kedua masalah ini, kami menyarankan Anda untuk menggunakan hanya
beberapa pola dasar saja. Dapat juga menggunakan Elliott hanya untuk indikator
pelengkap sehingga dengan demikian keputusan beli dan jual tidak dari Elliott. Atau
solusi lainnya Anda dapat mengembangkan sebuah program komputer yang mampu
mengenal pola-pola Elliott sehingga Anda tidak perlu repot bertrading dan memahami
Elliott secara manual satu persatu. Saya sendiri lebih memilih cara pertama berhubung
saya bukan programmer (boro-boro, wong baca artikel kepanjangan saja bisa mengantuk!
Apalagi jadi programmer?). Saya cukup mengenal basic pattern dan triangle saja
dikarenakan menurut saya kedua pattern tersebutlah  yang cukup akurat. Sisanya? Saya
bawa kedalam mimpi saja!
Saran saya untuk Anda yang tertarik dengan Analisa Teknikal model Om Elliott, Anda
harus lebih banyak lagi membaca artikel edukasi khusus untuk ini. Belajar Forex tidak
membahasnya hingga ke akar-akarnya berhubung waktu  sekolah kita sangat terbatas.
Masih ada banyak aspek lain yang perlu dipahami untuk menjadi seorang trader yang sukses. Namun apabila Anda tertarik, silakan mencarinya di internet. Ketikkan saja
Elliott Wave pada Google maka Anda akan menemukan ratusan hingga ribuan situs yang
membahas tentangnya. Nah, silakan berselancar di internet.

Catatan kecil forex XII (Fibonacci Retacment)

Jika Anda telah membaca artikel berjudul “Pengantar Analisa Teknikal” maka Anda mengetahui 
analisa teknikal tidak melulu bicara mengenai indikator dan data-data statistik. Ada
cabang-cabang analisa teknikal yang bersifat pattern recognition seperti Fibonacci dan
Elliotwave. Nah kita akan membahas 2 hal ini pada 2 sub judul di Running Pig.
Kalau Anda mulai menggunakan demo account dan memprediksi pergerakan mata uang
maka Anda akan menemui satu kesulitan khas pemula: “Saya tahu apa yang telah terjadi
saat ini, tetapi bagaimana pergerakan berikutnya? Tidak ada tanda apa pun yang dapat
saya baca karena indikator tidak muncul beberapa langkah didepan harga tetapi tepat
pada saat harga berada. 

Berikut adalah contoh gambar indikator fibo..



Hal ini sangat wajar dikarenakan indikator memprediksi harga berdasarkan data
sebelumnya alias berdasarkan data statistik. Jadi singkatnya, indikator teknikal
menggunakan data pergerakan yang telah terjadi, memasukkannya dalam rumus dan
kemudian memproyeksikannya kedepan. Well kedengarannya keren… Tetapi ini juga
menjadi masalah dikarenakan kita semua tahu bahwa apa yang terjadi di masa yang akan
datang belum tentu sama seperti apa yang terjadi pada masa kini. Kekuatan kenaikan harga di masa mendatang belum tentu sama dengan kekuatan kenaikan harga dimasa kini.
Demikian juga isu-isu yang terjadi. 
Nah ini adalah kekurangan indikator teknikal. Beliau hanya menggunakan masa lampau
untuk melihat masa depan. Mirip dengan analis politik atau para komentator sepakbola
deh. Padahal kita semua tahu bahwa bola itu bundar. Belum tentu tim A menang kemarin
lalu besok bisa menang lagi melawan tim B.
Kekurangan ini kemudian dipecahkan dengan beberapa  cara. Para analis fundamental
menggunakan berita ekonomi untuk mengeliminir kekurangan ini dan mengatakan
analisa teknikal memang demikianlah adanya. Well, para analis teknikal pun tidak mau
kalah. Akhirnya mereka menggunakan chaos theory dan pattern recognition untuk
mengeliminir kekurangan ini.  Ok, kita masuk ke esensi penggunaan Fibonacci. Sebelumnya, pembahasan materi
sekolah kita kali ini hanya akan membahas Fibonacci Retracement saja. Perlu Anda
ketahui bahwa Fibonacci memiliki 4 varian yaitu Fibonacci Retracement, Arc, Fan dan
Expansion. Jika Anda tertarik untuk mempelajari ke  empat varian ini lebih mendetail,
Anda dapat membeli buku  “Happy Trading with Fibonacci”  pada bagian pembelian
produk edukasi di Belajar Forex. Tentu saja buku tersebut berbahasa Indonesia dan
menggunakan tuntunan khas Belajar Forex, mudah dan aplikatif.
Fibonacci berguna untuk menentukan titik support dan ressistance dari pergerakan harga.
Penggunaannya cukup sederhana. Tinggal menghubungkan antara “Swing High” dengan
“Swing Low” dari harga. O ya, sebelumnya Anda perlu mengetahui apakah Swing High
dan Swing Low itu.
Swing High adalah candlestick yang terletak di antara candlestick-candlestick yang lebih
tinggi disebelah kanan dan kirinya. Sedangkan Swing Low merupakan kebalikan dalam
Swing High yaitu bagian yang lebih rendah dibandingkan candle disebelah kanan kirinya. 
Perihal bagaimana harga ketika  mendekati area support dan ressistancenya, rasanya sudah tidak perlu diterangkan lagi (malu ah sudah besar masih belajar begituan…).
Seni dalam Fibonacci adalah bagaimana menentukan Swing High
dan Swing Low yang tepat sehingga dapat menghasilkan Sup dan Res yang pas. Disini
tidak ada pelajaran yang dapat diberikan. Anda membutuhkan pengalaman dan trial error
untuk menentukannya. Semakin Anda sering menggunakannya maka akan semakin mahir
jadinya kelak.

Catatan kecil forex XI (Indikator Pivot Point)

Seperti kita ketahui bersama, trading memiliki aspek yang sangat luas dan terus berkembang dari waktu ke waktu.
Mungkin Anda telah merasa cukup pandai dalam memprediksi
pergerakan harga. Atau mungkin sudah mulai profit dari demo account Anda. Atau ada
yang nekat sudah mencoba real account sebelum sekolah selesai? Saya benar-benar ingin
tahu hasilnya. Jika banyak yang profit sebelum sekolah selesai, mungkin ada baiknya
kurikulum sekolah forex kita tidak lagi sampai ke Running Pig apalagi Hunting Fox. Kita
persingkat dan langsung buka real account saja!
kali ini akan membahas aspek-aspek lain dalam bertrading. Kita masih akan
mempelajari grafik dan kemudian mulai beranjak ke analisa fundamental. Dan hari ini
kita akan membahas sebuah sesi yang disebut Pivot Points!

Berikut contoh dari indikator pivot point :



Sebenarnya materi ini tidak terlalu menarik untuk dibahas.Tapi entah mengapa banyak
sekali yang menanyakan apa itu pivot points. Mungkin memang berguna. Jadi akhirnya
Belajar Forex merasa perlu untuk memasukannya dalam kurikulum sekolah kita
berhubung permintaan yang meluas dari waktu ke waktu.
Nama pelajaran tersebut adalah Pivot Points.
Pivot Points merupakan cara perhitungan untuk menentukan area support dan
ressisatance. Dia tidak tergolong indikator, namun masih dibilang sebagai cabang analisa
teknikal karena sama-sama mengambil keputusan berdasarkan proyeksi masa lalu.
Perhatikan rumus berikut ini:
Pivot point = (H + L + C + O)/4
R1 = (2 x P) – L
R2 = P + (H – L)
S1 = (2 x P) – H
S2 = P – (H – L)
Rumus diatas adalah rumus dalam perhitungan Support Ressistance dengan
menggunakan pivot points. Yang dimaksud O, H, L, C dan P berturut-turut adalah Open,
High, Low, Close dan Pivot pada sebuah grafik candlestick. R dan S adalah Ressistance
dan Support. Berbeda dengan sup dan ress menggunakan history harga, pada Pivot, kita
dapat menggunakan titik sup dan ress yang berlapis bahkan hingga beberapa kali. Mari
kita lihat contoh perhitungannya saja:
Berikut ini adalah data O, H, L, C dari GBPUSD dengan periode D1
Sejauh ini Pivot digunakan cukup luas dalam trading sehari-hari. Akurasinya juga cukup
lumayan. Kesulitan yang terjadi pada pivot adalah pada pemakaiannya yang acap kali
perlu memasukkan rumus ini dan itu. Untuk mempremudah Anda, gunakan Excel dalam
menentukan titik P, Sup dan Res sehingga Anda cukup memasukkan angka H, L, C dan
O saja. 
Satu hal yang perlu diingat, Pivot cukup ampuh ketika harga tidak sedang dipengaruhi
berita atau isu-isu fundamental yang kuat. Dalam keadaan berita muncul dan volatilitas
harga menjadi tidak rutin tetapi lebih cenderung bergerak karena demmand supply tak
beraturan, Pivot menjadi kurang efektif sehingga akan lebih baik untuk beralih kepada
perhitungan Sup dan Res secara psikologis bukan secara teknis seperti Pivot Point.
Pada CD Premium Forex kami terdapat pivot calculator yang dapat menghitung titik Sup
dan Res hingga tiga tingkat. Jika mungkin Anda tertarik memilikinya, silakan memesan
pada bagian produk di website ini. Well, you got what you’ve paid. Harganya mungkin
cukup lumayan, tetapi tidak sama sekali jika dilihat dari ilmu dan kemudahan yang Anda
peroleh sehingga menghindarkan Anda loss dalam bertrading real account. Berapa
banyak loss yang mungkin terjadi karena kurangnya pengetahuan dan skill kita? Adalah
lebih baik belajar dari yang telah melewatinya bukan? 

Catatan kecil forex X (Stochastic Oscillator)

Merupakan alat analisis ciptaan George C Lane pada akhir 50-an. Seperti namanya, nilai kisaran pada indikator ini adalah 0 – 100 (oscillator). Stochastic Oscillator digunakan untuk menunjukkan posisi closing relatif terhadap range transaksi dalam suatu periode tertentu. Pada dasarnya indikator ini dipakai untuk mengukur kekuatan relatif harga terakhir terhadap selang harga tertinggi dan terrendahnya selama selang periode yang kita inginkan.

berikut ini contoh dari stohastic oscillator :

Stochastic Oscillator terdiri dari dua garis yang disebut %K dan %D. Inti dari indikator ini adalah %K itu sendiri sedangkan %D adalah SMA dari %K. Bisa dikatakan bahwa %D adalah sebagai garis pengidentifikasian arah %K. 
Jika kita lihat dari range Stochastic Oscillator yaitu 0–100, dapat dikatakan bahwa
sebenarnya indikator ini tidaklah berbeda dengan RSI. Hanya saja dalam Stochastic perhitungan meliputi harga terendah, tertinggi dan  closing price pada waktu yang ditentukan.  Sekarang bagaimana kegunaan indikator ini? Apakah sama dengan RSI? Kalau sama kenapa tidak pakai RSI saja? Nah pertanyaan ini yang akan kita jawab dalam kelas kita kali ini.
 Dilihat dari jenisnya, Stochastic memang sama dengan RSI yaitu indikatorbertipe
Oscillator. Kegunaan indikator model begini rata-rata memang untuk mengakomodasi pergerakan jenuh beli dan jual dari pergerakan mata uang. Namun ada beberapa hal yang tidak dimiliki RSI tetapi dimiliki Stochastic dan demikian juga sebaliknya.
 Ditinjau dari sisi sensitivitasnya, RSI masih jauh  lebih sensitif dibanding Stochastic. Begitu juga dari sisi kemudahan pembacaan. RSI tidak memiliki smoother seperti %D pada Stochastic. Dengan demikian dapat menghilangkan efek bias pada pembacaan. Namun demikian kesederhanaan RSI juga dapat menjadi kekurangannya. RSI kurang pas jika dipakai untuk mengetahui trend yang sedang berlangsung pada mata uang. Sementara gabungan %K dan %D pada Stochastic dapat menjadi duet yang cukup ampuh dalam memprediksi trend yang sedang terjadi. Hal lainnya adalah dikarenakan Stochastic tidak sesensitif RSI maka false signal pun tidak sesering pada RSI. Ini sebabnya kebanyakan trader lebih memilih Stochasic dalam mengetahui keadaan jenuh beli dan jual dari pasar.  

Ada beberapa informasi yang dapat kita peroleh dengan Stochastic Oscillator. Namun secara umum tidak berbeda dengan informasi pada RSI dan SMA. Dan memang Stochastic Oscillator sebenarnya adalah gabungan dari kedua jenis indikator tersebut dengan cara perhitungan yang berbeda. Secara keseluruhan, indikator ini dapat kita gunakan untuk menentukan keadaan overbought/ oversold (yang artinya prediksi trend untuk jangka panjang), perpotongan antara %K dan %D (sebagai short term trend), dan Bullish/Bearish centerline. 

Catatan kecil forex IX (Indikator RSI)

Diperkenalkan pertama kali oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978 pada bukunya New
Concepts in Technical Trading Systems. Nilai dari Rsi berada pada kisaran 0-100 (itulah
sebabnya mengapa digolongkan sebaga indikator oscillator. Oscillate = hanya ada pada
kisaran tertentu). RSI sendiri merupakan indikator  yang membandingkan momentum
harga yakni antara nilai pada saat ini terhadap daya tarik losses yang terjadi. 
berikut adalah contoh indikator RSI, berada dibawah chart harga :



Perihal kegunaannya, RSI dapat kita gunakan untuk mengetahui hal-hal berikut ini: 
1.  Divergence positif / negatif
2.  Momentum pergerakan harga
3.  Kondisi overbought / oversold 
Namun diantara ketiga kegunaan diatas, kegunaan pertamalah yang paling sering dipakai
oleh para trader terutama karena sisi kemudahannya sehingga interpretasi RSI tidak bias
antara satu trader dengan trader lainnya.
Cara pengidentifikasian kondisi overbought / oversold dengan RSI sangatlah sederhana.
Sederhana namun belum tentu mudah. Aturan umum yang berlaku adalah kondisi
overbought diperoleh bila RSI memotong garis 70 dan oversold bila RSI memotong garis
30. Beberapa buku juga merekomendasikan 20-80 sebagai batasan OB dan OS. Bisa saja
untuk mata uang tertentu dalam kondisi tertentu batasan overbought / oversold berada
pada 40-60, jadi bergantung mana yang sesuai. Lagi-lagi perlu dilakukan trial and error.
Namun demikian sebagai sedikit panduan, RSI akan semakin akurat digunakan pada
kondisi pasar yang efisien dan stabil. Sampai saat ini, pasar forex merupakan pasar yang
paling stabil dan efisien dalam pergerakannya (harga lebih ditentukan oleh market dan
sangat likuid). Jadi, sedikit banyak batasan 30-70 masih berlaku disini walaupun tidak
mutlak.  Seperti juga pada MACD yang dapat digunakan untuk mengukur kekuatan momentum
kenaikan/penurunan harga, RSI juga dapat digunakan untukhal yang sama. Bedanya jika
pada MACD crossover terjadi pada garis nol maka pada RSI pada garis 50.

False Signal pada RSI

Jangan menggunakan RSI sebagai indikator Anda tanpa membaca bagian ini terlebih
dahulu!! Mengapa? Jika Anda cukup cermat memperhatikan gambar-gambar yang
disajikan di atas pasti beberapa di antara Anda bertanya, mengapa ada beberapa keadaan
dimana apa yang dikatakan RSI berbeda dengan keadaan yang sebenarnya?

Inilah yang disebut false signal alias sinyal palsu. Jika kita telusuri dari rumus RSI mula-
mula dapat kita ketahui bawha pada dasarnya RSI bergerak dengan sangat sensitif.
Sebuah indikator yang sensitif memungkinkan kita memiliki banyak “anjuran” untuk
Buy/Sell menurut indikator yang bersangkutan. Itu keuntungannya. Namun itu pun
menjadi sekaligus bumerang bagi kita karena dengan  semakin banyaknya anjuran yang
ada maka akan semakin banyak kesempatan untuk terjadi anjuran yang menyesatkan
yang membawa kerugian besar.
Oleh banyak chartist, RSI tidak digunakan sendirian sebagai indikator utama karena sifat
sensitifnya itu. RSI lebih sering dipakai sebagai penguat anjuran oleh indikator lain.

Lalu adakah cara untuk menghilangkan false signal pada RSI atau setidaknya mengurangi
kepalsuan si RSI ini? Ada. Tentu saja ada. Cara yang paling sederhana adalah mencari
periode yang terbaik pada RSI yang hendak kita gunakan. Seperti kita ketahui bersama
bahwa semakin besar periode sebuah indikator maka sifat sensitifitas akan semakin
bekurang. Hal ini juga berlaku pada RSI dengan demikian kita dapat menggunakan RSI
dengan periode sedikit lebih besar dari biasanya yaitu 14. Atau dapat juga menggunakan
periode diatas itu, misalnya periode 18. Nah, periode mana yang cocok, silakan Anda yang tentukan sesuai selera masing-masing.
Belajar Forex sendiri jika hendak menggunakan RSI biasanya menggunakan periode 10
atau 14, namun saya kembalikan lagi pada Anda sebagai pembaca.
Cara lainnya lagi adalah mengurangi sifat sensitifitas RSI dengan memangkas bagian-
bagian RSI yang terlalu keriting. Caranya dengan memberikan penghalus pada RSI
menggunakan SMA. 

Catatan kecil forex VIII (Indikator Moving Average)

Merupakan indikator yang paling sering digunakan dan paling standar. Jika di
Indonesiakan artinya kira-kira adalah rata-rata bergerak. Moving average sendiri
memiliki aplikasi yang sangat luas meskipun secara  rumus sangatlah sederhana.
ini contoh indikator moving average :



Dikatakan sederhana karena pada dasarnya metode ini hanyalah pengembangan dari
metode rata-rata yang biasa dikenal di sekolah menengah.
MA sendiri merupakan indikator berjenis trend, yaitu indikator yang digunakan untuk
menentukan trend yang sedang terjadi di market. Penggunaannya sangat luas bukan saja
dalam dunia forex, jika Anda pernah bermain saham dan menggunakan analisa teknikal,
maka pasti MA juga digunakan disana. Toh memang analisa teknikal bersifat universal
dan dapat digunakan dalam semua market yang menggunakan data kolektif.
MA juga dapat diturunkan lagi menjadi indikator baru dan benar-benar berbeda dengan
indikator aslinya. Jika nanti Anda mulai mempelajari MACD (Moving Average
Convergence Divergence) maka Anda akan mengetahui bahwa indikator satu ini pun
asalnya juga dari MA (lihat saja namanya).
Moving average mempunyai tiga varian yang berbeda yaitu Simple Moving Average,
Weighted Moving Average dan Exponential Moving Average. Masing-masing
merupakan metode rata-rata bergerak, hanya saja cara me-rata-ratakannya yang berbeda
satu sama lain. Namun dalam pembacaannya tetaplah sama dan semuanya mengiktui
aturan yang berlaku pada Moving Average. Kenyataannya sejak awal tahun 2000 an,
Moving Average bukan saja berkembang dalam 3 varian saja tetapi menjadi lebih dari 5
varian yang disesuaikan dengan kegunaannya saja. Namun untuk mempersempit ruang
pembahasan sekaligus memudahkan Anda dalam menginterprestasikan MA, pembahasan
hanya difokuskan pada ketiga jenis MA.


Simple Moving Average (SMA)

Simple Moving Average (atau biasa disebut Moving Average saja atau juga disingkat
SMA) adalah Moving Average paling sederhana dan tidak menggunakan pembobotannya
dalam perhitungan terhadap pergerakan closing price. 
Secara garis besar MA dapat digunakan untuk hal-hal berikut: 
1.  Menentukan trend yang akan terjadi.
2.  Menentukan titik support dan resistance.
3.  Memuluskan indikator lain yang terlalu bergerigi.
Aplikasi MA paling banyak digunakan untuk memprediksi arah trend sedangkan
kegunaan no 2 dan 3 tidak terlalu banyak digunakan. Kali ini kegunaan MA akan dititik
beratkan pada kegunaan utamanya yaitu untuk memprediksi trend. Sedangkan kegunaan
no 2 akan dibahas pada artikel tersendiri yang akan disisipkan kemudian.
Semakin besar periode dari MA maka kurva MA yang dihasilkan akan semakin lebar dan
tidak sensitif dalam mengakomodasi perubahan harga. Sebaliknya, semakin kecil periode
MA maka kurva MA yang dihasilkan menjadi semakin semakin sensitif. Dalam hal ini
terlalu sensitif atau tidak sensitif sama sekali bukanlah hal yang baik. Semakin sensitif
sebuah kurva MA maka semakin sering sinyal palsu dihasilkan dan membuat trading kita
loss. Sebaliknya, semakin tidak sensitif maka sinyal beli atau jual menjadi semakin
sedikit yang mengakibatkan kita tidak dapat bertrading.

Weighted Moving Average (WMA)
 Pertanyaan pertama yang timbul di benak kita adalah apakah perbedaan SMA dengan
WMA? Tentu saja ada perbedaannya. Cukup berbeda sehingga diklasifikasikan menjadi
dua bagian. Tidak cukup banyak berbeda sehingga nama mereka mirip karena
menggunakan metodologi yang sama, hanya caranya yang berbeda.

Bayangkan begini: Manakah harga yang memiliki bobot penekanan yang lebih besar
dalam memprediksi harga didepan, harga satu jam terakhir yang kita miliki atau harga
dua bulan lalu yang kita miliki? Tentu saja yang satu jam terakhir. Paling tidak
pergerakan harga tidak satu jam terakhir akan lebih representatif dalam memprediksi
harga didepan apabila dibandingkan dengan harga dua bulan yang lalu. 

Atau jika kita aplikasikan dengan kehidupan sehari-hari, ambillah kita akan membeli
sebuah telepon genggam. Tentu saja kita akan mencari tahu harga telepon genggam
tersebut dalam rentang waktu terakhir. Nah, mungkin  kita akan lebih memperhatikan
harga satu hari yang lalu dibandingkan harga dua minggu yang lalu karena menurut
hemat kita pastilah pergerakan harga tidak akan berbeda jauh dengan harga satu hari lalu.

Bobot penilaian inilah yang diatur oleh WMA. Pada SMA, bobot setiap harga baik dua
minggu lalu atau pun dua hari yang lalu memiliki bobot penilaian yang sama. Pada WMA
data terakhir memiliki bobot yang lebih besar nilainya dibandingkan harga-harga
sebelumnya.

Pembobotan nilai pada WMA akan tergantung pada panjang periode yang kita tetapkan.
Semakin panjang periode yang ditetapkan, maka semakin besar pula pembobotan yang
diberikan pada data terbaru.  

Catatan kecil forex VII (Indikator MACD)

ini bukan nama sebuah restoran fastfood yang biasa  kita kenal. Dan penciptanya pun
bukan MC Donald. MACD diciptakan oleh Gerald Appel dan mengambil formulasi yang
sebenarnya mirip dengan Moving Average. Indikator ini terdiri dari dua bagian yaitu
MACD histogram dan garis MACD sendiri, berikut contoh gambarnya :

 Secara garis, MACD terbagi atas tiga bagian yaitu triger line, center line dan MACD line.
Anda akan mengetahui mengapa MACD dikatakan mengambil formulasi yang sama
dengan MA. Mari kita lihat asal dari garis-garis diatas (MACD line, triger line,
Histogram, dan centerline) :
MACD line. Secara default fromulasi MACD line adalah : XMA12 – XMA26 yaitu selisih
dari XMA periode 12 dengan XMA periode 26. Oleh karena menggunakan XMA, maka
sifat-sifat MACD juga akan menyerupai sifat-sifat XMA yaitu memberikan sinyal yang
lebih dini dibanding MA lainnya.
Triger line.  Triger line adalah garis pemicu yang sebenarnya secara default adalah
XMA9.
Centerline. Garis biasa. Merupakan garis nol yaitu membatasi histogram negatif dengan
histogram positif. 
Pertanyaan lainnya adalah bisakah kita menggunakan XMA periode lain untuk MACD
line dan triger line? Bisa. Tentu saja bisa. Dan jika Anda sudah cukup mahir Anda dapat
bereksplorasi dengan menggunakan periode yang berlainan.
Mungkin terlintas dipikiran kita mengapa kita harus repot-repot menggunakan MACD
yang padahal hanya pengurangan dari XMA saja. Tidak demikian kenyataannya. Melalui
formulasi sederhana seperti ini ternyata MACD mampu memberikan informasi bukan
hanya trend yang akan terjadi tetapi lebih dari itu.
MACD dapat digunakan untuk mengetahui peralihan momentum yang dinilai kuat atau
pun lemah, juga dapat dipakai untuk mengetahui kondisi overbought/oversold pada pasar
yang dapat memicu peralihan trend. 
MACD untuk Perubahan Trend Ini adalah kegunaan khas dari MA yang digunakan MACD sebagai MACD line dan triger line. Cara membaca peralihan trend dari Bullish menuju Bearish dan sebaliknya sama dengan cara kita membaca peralihan trend pada  MA. Garis digunakan untuk membacanya adalah MACd line dan triger line. Lalu apa pengaruhnya dengan center line? Adakah pengaruh perpotongan MACD line dan triger line pada perubahan trend? Ada! MACD line dan triger line yang memotong centerline juga merupakan indikasi perubahan trend. Namun dalam hal ini adalah perubahan trend dalam jangka panjang.

Mungkin kriteria panjang disini sifatnya agak relatif. Maksudnya bergantung pada jenis
mata uang itu sendiri. Boleh jadi arti ‘panjang’ bagi GBP adalah sekitar 3 bulan namun
pada EUR dan AUD bisa jadi 2 bulan misalnya. Jadi bergantung pada mata uang yang
kita pilih dan jangan lupakan juga time scale yang kita pakai. 

Overbought dan Oversold pada MACD
Dari formulasi sederhana pada MACD, kita bukan saja dapat menentukan trend dalam
jangka panjang maupun pendek. Ada satu lagi kegunaan MACD yaitu sebagai indikator
overbought dan oversold. Meskipun jarang digunakan, ada baiknya kita mengetahuinya juga. Mungkin saja Anda menyukai indikator ini sebagai penentu wilayah overbought
dan  oversold. 

Catatan kecil forex VI (Analisa Teknikal)

ANALISA TEKNIKAL

Mari kita mulai dengan asumsi yang mendasari analisa teknikal. Dalam hal ini saya akan
mengambil sebuah pendekatan ekstrim supaya Anda dapat memahami bagaimana sebuah
analisa teknikal dipakai dalam memperoleh gain pada forex trading. Tentu saja dalam
prakteknya tidaklah demikian. Anda dapat memadukan kedua analisa (fundamental dan
teknikal) guna memperoleh sistem trading yang terbaik bagi Anda.
Para chartist (pihak yang melakukan analisa teknikal), percaya bahwa mereka dapat
mengetahui pola-pola pergerakan harga kurs di masa  mendatang dengan berdasarkan
pada observasi pergerakan kurs di masa lalu. Singkatnya mereka memegang jargon ini:
“History always repeats it self.” Filosofi ini tentu saja bertentangan dengan para
fundamentalis dimana keputusan investasi atas nilai suatu mata uang didasarkan pada
faktor fundamental ekonomi, politik dan moneter negara yang bersangkutan.
Senjata utama para analis teknikal adalah grafik (chart – itulah mengapa mereka disebut
chartist). Melalui chart inilah mereka dapat melihat trend yang sedang berlangsung,
rentang waktu trend, volume transaksi dan level-level psikologis yang ada. Jika Anda
telah mampu mengetahui 4 hal tersebut, tentu saja keuntungan besar segera akan
mengalir deras ke kocek Anda. Mari saya ulang:
1. Trend
2. Volume transaksi
3. Level-level psikologis (support dan resistance)
4. Periode waktu yang terjadi.
Yup, itu saja. Memang tujuan para chartist adalah memprediksikan ke empat hal ini.
Namun sekarang yang menjadi pertanyaan adalah seberapa akurat kemampuan kita
memprediksi harga? Nah itulah yang memang harus terus menerus di asah tiap-tiap hari.
Tidak ada satu pun metode yang sempurna baik fundamental maupun teknikal.
Pengalaman dan diri sendiri memegang peranan sentral disini.
Analisa teknikal sendiri memiliki beberapa section  atau dasar analisa yang berbeda.
Apakah analisa teknikal memiliki kelemahan?? Tentu saja. Seperti saya katakan barusan,
tidak ada yang sempurna. Mari saya sarikan kelemahan kedua analisa ini dalam bentuk
tabel:


Nah itu saja untuk perkenalan pada analisa teknikal. Pada bagian berikutnya kita
langsung saja berkenalan dengan grafik. Pasti Anda  tidak menginginkan terlalu banyak
informasi yang akhirnya malah membuat Anda pusing bukan?

Catatan kecil forex V (cara membaca harga forex)

 Dunia forex tidak lepas dari Buy dan Sell (Beli dan Jual). Setiap trader memiliki
kebebasan untuk melakukan salah satu aksi diatas yang menurutnya benar untuk
memperoleh profit. Buy dapat juga dipadankan dengan Bid atau Long dan Sell
dipadankan dengan Offer atau Short. Jadi jika Anda membaca sebuah artikel mengenai
forex dan disana disebutkan istilah Bid atau Long,  tidak perlu bingung karena kedua
istilah tersebut sama artinya dengan Buy atau Beli.
Membaca quotes sangatlah mudah. Namun jika kita belum mengerti bisa
membingungkan juga. Quotes pada transaksi forex biasa ditulis bersamaan dengan pairs
nya dan selalu berubah-ubah mengikuti pasar dari waktu ke waktu (running/ real time).
Cara membacanya cukup sederhana bila kita mengingat dua hal ini: 
1. Mata uang yang pertama disebutkan adalah mata uang base-nya (base currency)
2. Base currency nilainya selalu 1. 
Sebagai contoh: USD/CHF 1.4623 berarti 1 Dollar AS  nilainya adalah 1.4623 Swiss
Franc. Apabila Dolar pada waktu berikutnya nilai USD/CHF 1.4630 itu berarti Dollar AS
menguat 7 point karena bisa membeli lebih banyak Swiss Franc.
Setiap pairs ada dua harga yang ditampilkan yaitu harga beli (bid) dan harga jual (offer).
Selisih diantara keduanya disebut spread. Jadi, bila kita memakai contoh diatas,
USD/CHF 1.4623/28 itu artinya harga jual Dollar AS  adalah 1.4623 Swiss Franc dan
harga belinya 1.4628. Spread disini nilainya 5 (..28 -..25 = 5).
Spread ditentukan oleh pialang dan nilainya berbeda-beda antara pialang satu dengan
yang lain. Makin kecil spread makin baik bagi investor. Pada GAIN Capital, spread
berkisar antara 3-5 points untuk 5 jenis mata uang  utama. Untuk pasangan mata uang
yang jarang ditransaksikan (minor currency) seperti NZDJPY misalnya, spread bisa
bergerak hingga 8 points dikarenakan volume transaksi yang tidak terlalu ramai.



Pada gambar di atas rasanya cukup menggambarkan bagaimana tampilan quotes forex
pada sebuah platform. Perlu diingat kembali bahwa perdagangan forex juga ada
komoditas yang diperdagangkan yaitu mata uang itu sendiri. Nah, jika misalnya tampilan
GBPUSD maka yang jadi barang adalah GBP sedangkan USD adalah mata uang
pembanding yang menunjukkan harga barang tersebut pada harga jual dan belinya. Jadi
mata uang yang ditulis didepan bertindak sebagai barangnya dan mata uang yang dibelakang sebagai penentu berapa nilainya.  

Catatan kecil forex IV (Kerugian dan keungtungan forex)

Yeah hari yang indah untuk membicarakan resiko dan profitability.
Seberapa besar resiko yang mungkin terjadi apabila saya berinvestasi forex? Sebandingkah dengan keuntungannya?
Sebagai seorang investor profesional Anda harus belajar melihat semua skema investasi
tidak melulu dari profitnya. Ada banyak faktor lain selain mimpi indah profit yang harus
Anda ketahui dan salah satunya adalah yang disebut  resiko. Forex merupakan sebuah
investasi yang tergolong high risk-high return investment program.
Itu artinya adalah sebuah investasi yang memiliki resiko tinggi. Namun juga imbal balik
profit yang tinggi. Ya sebandinglah dengan resikonya. Nah, kedua sisi profit dan resiko
ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Ini seperti sebuah sisi mata uang yang
saling bersebelahan. Ada namun bersebrangan. Bersebrangan namun ada.
Ok kalau begitu mari kita mulai membicarakan kedua hal ini. Kalau begitu karena Saya
adalah seorang sedia payung sebelum hujan, Saya akan membahas sisi resikonya terlebih
dahulu. Berharap hari yang ceria ini tidak menjadi  hari yang kelabu setelah Anda
membaca artikel ini.
Secara garis besar, ada tiga hal utama yang perlu Anda ketahui sebelum memulai
investasi forex Anda terutama dari masalah resiko.
Pertama, total loss possibility (ini artinya kemungkinan loss keseluruhan) bisa mencapai
90% dari seluruh dana yang Anda yang investasikan.
Eh, apa? 90%? Tidak begitu bagus kedengarannya. Ya memang tidak begitu bagus. Tapi
ingat ini adalah kemungkinan terburuk yang mungkin  terjadi. Mengapa bisa mencapai
90%, ini disebabkan dewa penolong yang dahulu kita kenal bernama margin trading. Nah
bukan dewa penolong lagi dong…
Ingat ketika Amir melakukan pembukaan posisi beli sebanyak 1 lot pada contoh ketika
kita belajar mengenai mekanisme investasi forex? Well kalau Anda lupa Anda perlu
membukanya kembali pada bagian mekanisme perdagangan forex.
Nah, kini Amir membeli sebanyak 1 lot GBP pada pasangan GBPUSD diharga 1.9600.
Dalam kasus ketika GBP menguat terhadap USD, maka Amir akan mendapatkan keuntungan. Sekarang bagaimana jikalau yang terjadi sebaliknya? Bagaimana kalau
harga bergerak turun? Sejauh mana posisi Amir dapat bertahan?
Dalam pasar forex trading meski Anda dapat membuka  sebanyak hanya 1 lot dan
membutuhkan jaminan hanya 100 Pound, bukan berarti  modal awal minimum yang
disetorkan adalah hanya 100 Pound saja (kalau di Rupiahkan ya kurang lebih Rp 1.5Juta).
Biasanya pialang menetapkan deposit minimum diatas harga 1 lot tersebut. Ada beberapa
pialang yang menetapkan minimum pembukaan account US$250 atau bahkan US$500.
Apa gunanya?
Ya! Betul sekali, untuk menahan posisi apabila ternyata harga bergerak berlawanan
dengan posisi Amir. Nah misalkan Amir memulai investasinya dengan sebesar US$250.
100 pound (sama dengan US$196) digunakan sebagai jaminan posisi Open Buy yang dia
lakukan. Maka sisa dananya menjadi 250 – 196 = US$ 54. Dana 54 Dollar inilah yang
digunakan untuk mempertahankan posisi Amir yang terbuka apabila ternyata harga
bergerak turun, bukan naik seperti yang diharapkan Amir.
Dalam pasar forex biasanya based currency yang digunakan adalah US Dollar. Itu artinya
semua transaksi akan diubah ke dalam USD dan semua yang tertera pada platform sudah
dalam Dollar.
Pertanyaannya sekarang, dengan sisa dana 54 Dollar  itu, berapa jauh Amir dapat
mempertahankan posisinya? Dan apa yang terjadi jika harga bergerak turun dan 54 Dollar
tersebut habis?
Good question.
Jawabannya pertanyaan pertama, Amir dapat mempertahankan posisinya sampai harga
bergerak turun sejauh 54 points karena pada dasarnya 1 point GBPUSD harganya adalah
1 Dollar. Jadi jikalau harga turun sampai ke 1.9546, maka sisa dana Amir yang 54 Dollar
itu akan habis.
Lalu apa yang akan terjadi?
Jika sisa dana Amir yang 54 Dollar tersebut habis maka posisi Amir yang terbuka
tersebut akan ditutup otomatis oleh sistem dikarenakan tiadanya lagi jaminan dalam
pembukaan posisi. Dengan begitu, Amir mengalami kerugian sebesar 54 Dollar dan kini
dananya hanya tersisa US$ 196. Kasihan Amir….
Situasi yang Amir alami dinamakan margin call. Margin call adalah ditutupnya posisi
secara otomatis oleh sistem dikarenakan habisnya jaminan dana yang dimiliki. Sebuah
hal yang tidak menyenangkan bagi seorang trader. Mimpi buruk tepatnya. Hahahaaa,,,, saya pun pernah mengalami ini .. :D

Catatan kecil forex III (Pengenalan forex)

PERTAMA PENGELAN FOREX

Ok, jika saya dan anda adalah orang baru dalam dunia Forex. Mungkin Anda mengenalnya dari teman sekantor, atau dari buku yang Anda beli di toko buku, atau lewat iklan-iklan di internet. Forex trading memang sedang mulai dikenal di kalangan masyarakt luas sejak munculnya cara trading online.
Setelah membaca atau mencari tahu sedikit mengenai forex, mungkin Anda mengetahui
seberapa besar potensi keuntungan dalam pasar forex trading. Hmm… cukup besar dalam
benak Anda. Cukup besar untuk memenuhi semua impian Anda dan rasanya sepadan
untuk ditekuni. Well, tidak ada yang salah dengan semua pengetahuan itu. Begitu juga dengan mimpi-mimpi indah Anda. Semua orang berhak memiliki mimpi untuk hidup mapan dan  menjadi mandiri secara finansial. 
Tetapi itu hanyalah sepenggalan hal yang manis dalam dunia forex. Sebuah tujuan akhir
yang ideal. Dan mungkin jikalau ditanyakan lebih lanjut apakah forex trading itu,
mungkin Anda akan kebingungan. 

“Apa forex itu sama dengan money changer?”
“Atau sebuah perdagangan seperti saham?”
”Dari mana keuntungan yang bisa Saya peroleh?”
“Apa itu legal?”
“Bisa rugi”
“Atau apa?”

Tunggu… Saya tahu untuk seorang yang baru mengenal pasti memiliki banyak pertanyaan. Nah, kalau begitu mari kita mulai saja perkenalan pertama kita dengan forex trading.
Untuk mempermudah pengenalan dengan forex, Saya akan menganalogikan forex
trading dengan money changer atau saham. Hal ini dikarenakan sebagian besar
mengetahui apa itu money changer atau juga perdagangan
Jika ada yang menanyakan pada Saya apa itu forex trading maka jawabannya bisa jadi
sangat bervariasi. Tapi Saya menyukai definisi sederhana ini : forex trading adalah
instrumen investasi berupa perdagangan valuta asing yang berpasang-pasangan. Forex
sendiri memiliki beberapa nama lain seperti Fx, margin trading, atau bahkan perdagangan
valas. Itu semua kurang lebih mengacu pada forex trading.
Keuntungan dalam berinvestasi forex (forex merupakan singkatan dari FOReign
Exchange) diperoleh dari selisih antara harga beli dan harga jual dari mata uang yang kita
transaksikan.
Contoh sederhananya : Pada bulan lalu Amir membeli US Dollar sebanyak $1000 dengan
kurs beli Rp.8500,- Lalu bulan ini nilai tukar USD  menguat menjadi Rp 9500,- per
Dollarnya. Maka apabila Amir menjual Dollarnya pada bulan ini maka dia memperoleh
keuntungan sebesar (9500 – 8500) x 1000 = Rp. 1.000.000,- Mudah bukan?

Lho, kalau begitu forex sama persis dengan waktu kita menukar uang di money changer
dong? Ya memang mirip. Makanya dari awal tadi Saya  analogikan forex dengan
perdagangan di money changer. Mirip itu bukan sama. Jadi ada perbedaannya.
Diantaranya metode perdagangannya yang dilakukan dengan bentuk margin trading dan
tidak ada penyerahan barang secara fisik.
Forex trading diperdagangkan dalam pasangan-pasangan mata uang yang biasa disebut
pairs. Contohnya USD/JPY yang artinya pasangan nilai tukar antara US Dollar dan Yen
Jepang. O ya, sebelum Saya lupa, akan ada beberapa istilah atau singkatan yang akan kita
temui di dunia forex. kita harus mengetahuinya,.
Diantara instrumen investasi di lantai bursa, forex trading adalah instrumen yang paling
besar kapitalnya. Besarnya sekitar US$ 2 triliun ( ingat, dalam Dollar AS) Itu sekitar 46
kali lebih besar dibanding pasar bursa komoditi berjangka (spt karet, kopi, emas, dll)
lainnya. Atau ribuan kali lebih besar dari total transaksi di Bursa Efek Jakarta!! Dengan
kapitalisasi sebesar itu, maka forex trading dikenal sebagai pasar paling likuid dan
terbesar di dunia. Hanya 5% dari dana diatas yang merupakan dana pemerintah yang sifatnya rutin. 95% lainnya milik para investor bebas dari berbagai dunia. Benar-benar pasar terbesar dan sangat majemuk. Kelebihan lainnya adalah forex trading adalah instrumen investasi yang aktif 24 jam sehari dan 5 hari seminggu. Dimulai dari pasar Eropa, Amerika, Asia dan Australia. Jadi tidak seperti Bursa Efek Jakarta yang hanya dapat bertransaksi di siang hari, pada forex trading (khususnya pada online forex trading) kita dapat bertransaksi kapan saja dan dimana saja. Tidak semua mata uang dapat diperdagangkan disini. Hanya beberapa mata uang negara maju yang biasa dipergunakan yaitu USD (US Dollar), JPY (Yen Jepang), GBP
(Poundsterling Inggris), EUR (Euro), CHF (Swiss Franc), dan AUD (Australian Dollar).
Jadi apabila kita berinvestasi di pasar forex trading, maka kita tidak akan menemukan
pairs berupa IDR (Indonesian Rupiah) dengan USD. Yang ada adalah pasangan-pasangan
mata uang yang Saya sebutkan sebelumnya EUR/USD, USD/JPY, CHF/USD dsb. Ingat
definisi awal kita, forex trading adalah perdagangan mata uang asing dengan mata uang
asing lainnya.  Ini salah satu perbedaannya dengan money changer pada umumnya. Kalau Anda pergi ke money changer dan menukar Rupiah Anda dengan Dollar, maka itu artinya Anda melakukan transaksi dengan pasangan IDR/USD alias Indonesian Rupiah dengan US Dollar.
Ini tidak pernah terjadi dalam perdagangan forex. Secara tradisi, mata uang yang
diperdagangkan hanyalah mata uang negara yang secara fundamental telah maju dengan
volume ekspor impor yang besar serta stabil. 
Ciri berikutnya dalam forex trading adalah dia tidak pernah diperdagangkan secara fisik.
Yup, tidak pernah. Berbeda jika Anda harus pergi ke money changer dan menukar Dollar
Anda, maka Anda diwajibkan membawanya dalam saku Anda secara fisik. 
Nah, di forex, jual beli tidak dilakukan secara fisik. Yang tercatat hanyalah bukti
transaksi saja serta kapan Anda melakukan transaksi. Zaman dahulu kala (seperti
dongeng saja jadinya) semua transaksi forex ditulis dalam bentuk surat beharga. Lalu
setelah pemakaian telepon meluas, bukti transaksi diperkecil hanya menjadi tulisan
singkat saja yang biasa disebut quotes. Dari sinilah lahir istilah Dealing Quotes (DQ).
Nah, sekarang perdagangan forex tidak lagi dilakukan melalui telepon. Sudah mulai
ketinggalan zaman. Sekarang zamannya online. Maka semua cara transaksi dan bukti-
bukti transaksi pun dilakukan secara online. Anda cukup mengisi user id dan password
yang diberikan oleh penyedia platform (dalam hal ini disebut pialang atau broker) lalu,
klik… dan muncullah semua detail transaksi Anda.
Ini sangat mempermudah semua orang dalam bertransaksi forex karena dengan demikian
siapa pun dapat melakukan transaksi dan lebih lagi, transaksi tersebut tidak lagi dibatasi
oleh tempat dan waktu. Berhubung ditangani oleh sistem dan bukan lagi melalui telepon
yang notabene harus dipegang oleh manusia (dealer) maka investor dapat berinvestasi
forex kapan saja dia mau selama 24 jam sehari dengan berbagai kemudahan.

Catatan kecil forex II (Mekaninsme & legalitas)

MEKANISME DAN LEGALITAS

Seperti halnya investasi lain. Anda wajib untuk mengetahui mekanisme perdagangan
forex yang sebenarnya sebelum masuk dalam dunia investasi ini. Tidak tahu mekanisme
perdagangan dan tidak tahu apakah investasi ini diperbolehkan oleh pemerintah atau
tidak ya namanya berjudi dengan penipu. 

Faktor lainnya adalah masalah legalitas. Coba bayangkan dalam sebuah investasi forex.
Anda telah berinvestasi forex dan menghasilkan ratusan persen keuntungan dari
perdagangan forex Anda. Lalu tibalah waktunya untuk mencairkan uang Anda. Dan
ternyata perusahaan tempat Anda berinvestasi adalah perusahaan forex tersebut
melarikan diri dan tergolong perusahaan ilegal. Nah sampai disini, berakhir sudah impian
menikmati profit ratusan persen tersebut.
Pada pemula forex dan mereka yang terjun langsung didalamnya cenderung lebih
menyukai melihat platform yang disajikan atau regulasi trading yang memihak kepada
konsumen. Tapi Saya beritahu Anda: Platform yang bagus dan regulasi yang memihak
konsumen tidak menjamin Pialang tempat Anda berinvestasi legal! 
Jadi, baca artikel ini baik-baik kalau Anda tidak ingin masuk perangkap para Forex
Scammer!
Berikut adalah bagan mekanisme perdagangan forex:



Seperti halnya dalam sebuah perdagangan jual-beli biasanya, dalam perdagangan forex
pun pada dasarnya membutuhkan kedua sisi yaitu pembeli dan penjual. Namun disini
bedanya, pembeli dan penjual tidak pernah melakukan pertemuan fisik secara langsung
dan tidak pernah terjadi serah terima secara fisik juga. Semuanya dilakukan dalam bentuk
perjanjian dan diperantarai oleh lembaga arvbitrase yang biasa disebut sebagai Pialang/
Broker.
Tugas broker adalah menjadi semacam pengumpul transaksi yang dilakukan secara retail
oleh investor-investor dibawahnya untuk kemudian diteruskan kepada market atau bursa.
Bursa disini adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli dalam bertransaksi.
Bahasa lainnya adalah market. Dan market kalau di Indonesiakan ya sama dengan pasar.
Jadi bursa memang adalah pasar. Tempat bertemunya penjual dan pembeli.
Perbedaan bursa dengan pasar konvensional adalah pada bursa biasanya tidak terjadi
transaksi jual beli secara retail perorangan tetapi biasanya di akumulasikan dan baru
kemudian di eksekusi.
Nah, Andai kata seorang investor, katakan saja namanya Amir, melihat peluang bahwa
mata uang GBP (ingat, GBP artinya adalah Great Britain Poundsterling atau mata uang
Inggris Raya) akan menguat terhadap US Dollar. Maka tentu saja sebagai seorang
investor yang baik dan mencari keuntungan dia membeli GBP sesuai perhitungannya
untuk kemudian disimpan sampai waktunya GBP menguat lalu Amir akan menjualnya
kembali.
Katakanlah Amir membeli sebanyak 10.000 Pound. Dalam forex satuan 10.000 biasa
disebut 1 lot. Jadi semua transaksi dihitung berdasarkan satuan lot ini. 1 lot, 2 lot, 3 lot,
dan seterusnya. 2 lot ya artinya 20.000 mata uang (tergantung mata uang yang dibeli/
dijual). Jadi dalam transaksi forex, kita tidak mengenal pembelian sebanyak 15.000
Pound misalnya dikarenakan angka tersebut angka ganjil alias 1.5 lot. Dan 1.5 lot tidak
dikenal dalam dunia forex. 
Untuk melakukan transaksi pembelian GBP-nya, Amir melakukan pembelian melalui
pialang tempat dia berinvestasi. Order pun dilakukan. Dan bim salabim… dengan sekali
klik pada platform forexnya, Amir baru saja melakukan aksi pembelian 10.000
Poundsterling Inggris. Semudah itu. Tetapi muncul pertanyaan bagi kita yang awam: Apa yang sebenarnya
terjadi ketikan Amir melakukan pembelian lewat platform forex tradingnya?
Well, jawabannya adalah dalam waktu sepersekian detik tersebut memang pada dasarnya
telah terjadi transaksi dalam account Amir dimana dia membeli 1 lot Pound (jangan tanya
Saya lagi apa itu lot! Saya sudah menjelaskannya diatas. Please deh…). 


copypaste : belajarforex.com

Catatan kecil forex (Struktur Investasi)

Ini sebuah catatan kecil saya, dan bisnis yang saya lakukan di internet, bisnis,, ya bisnis, walau saya belum berpengasilan konsisten di bidang yang telah sekitar 6 bulan saya geluti ini, tapi saya memperlakukannya sebagai bisnis, karna sebuah kesuksesan adalah bagaimana sebuah bisnis diperlakukan, bahkan ada yang bilang kesuksesan adalah dimana dia kembali bangkit dari keterpurukan, ya mungkin sebelumnya banyak persepsi tentang bisnis yang saya jalankan di internet ini, ada yang bilang judi, ada yang bilang haram, ini terdengar sangat aneh, ya aneh, bisnis yang saya jalankan itu adalah FOREX (feregin exchange) atau sering orang indo menyebutnya dengan valuta asing, sebenarnya sama saja, cuman disini menggunakan teknologi internet, sehingga orang kecil, dan orang tidak beruang seperti saya dapat menjalankannya. Kembali lagi ke persepsi sudut pandang seseorang yang menganggap bisnis forex adalah haram, menurut saya haram itu bagai mana seorang memperlakukan bisnisnya tersebut, apakah menjadi sebuah judi untuk mendapatkan kekayaan dalam semalam, menurut saya penjual minyak tanah juga sebuah bisnis yang HARAM, jika seorang penjualnya menimbun sampai menunggu harga meroket, tentunya sudah jelas dengan analogi ini menurut saya.

Disini saya akan mencoba menulis tentang forex dari beberapa sumber yang saya analisa dan rangkum, diantaranya adalah :
  1. Struktur investasi
  2. pertama mengenal forex
  3. mekanisme dan ligalitas
  4. kerugian dan keuntungan dalam forex
  5. cara membaca harga forex
  6. analisa teknikal forex
  7. jenis-jenis grafik forex
  8. trend mata uang, support-resistance, overbough-oversold
  9. indikator teknikal
            moving average
            Moving average convergance divergence (MACD)
            Relative strength index (RSI)
            Stochastic oscillator
            Pivot points
            Fibonacci retacment
            Elliot wave teori
            Parabolic sar dan Bolingers bands

  1. Tipe-Tipe Trader. 

1.  STRUKTUR INVESTASI

Secara sederhana, investasi dilihat dari wilayah atau obyek investasinya dibagi menjadi dua yaitu sektor riil dan sektor finansial. Kedua sektor ini telah lama digeluti meski tentu saja sektor riil pada awalnya merupakan perintis mula-mula dunia investasi. Nah
bagaimana bagan investasi yang terjadi secara keseluruhan? 
Perhatikan skema gambar dibawah ini: 


Pada era tahun 70 hingga akhir 90 an, mereka yang awam lebih terbiasa dengan investasi
sektor riil seperti sektor properti dan perkebunan. Namun setelah masa krisis moneter
menimpa negara kita, para investor mulai mencari jenis investasi dengan return yang
besar dalam tempo yang singkat dan di sinilah trend investasi sektor finansial mulai
booming. Investasi sektor riil (properti misalnya) umumnya membutuhkan modal yang besar dan memakan waktu yang relatif lama untuk berkembang karena besarnya modal maka likuiditasnya tidak secepat sektor finansial. Ambillah contoh bila kita membeli sebuah rumah untuk investasi. Kelebihannya nilainya biasanya tidak pernah menurun dan selalu meningkat. Namun dilain sisi, setelah beberapa tahun, Anda hendak mencairkan investasi Anda, maka Anda harus mencari seseorang yang memiliki dana yang cukup untuk membeli rumah Anda yang nilainya mungkin sudah naik puluhan hingga ratusan persen. Mencari pembeli yang seperti ini tidaklah mudah, disinilah masalah likuiditas terjadi.
Lain halnya dengan sektor finansial. Investasi pada sektor ini memiliki kecenderungan
lebih likuid dan return yang relatif lebih besar, sebanding dengan resikonya. Kelebihan
lainnya adalah banyaknya produk investasi yang ditawarkan pada sektor ini.
Lalu dimana posisi Forex Trading? Dia ada di dalam golongan Pasar Uang & Bursa
Komoditi Berjangka. Forex trading merupakan investasi pada sektor finansial yang
tergolong paling high risk-high return investment. Artinya, peluang untuk memperoleh
keuntungan sangat besar bahkan dapat mencapai ratusan persen perbulan namun
diimbangi dengan kemungkinan kerugian yang besar apabila tidak dikelola dengan baik.
Perlu dipahami konsep high risk-high return disini. Pada dasarnya, semua jenis
investasi memiliki kemungkinan merugi. Besarnya potensi kerugian akan sebanding
dengan besarnya potensi keuntungan yang dapat kita  peroleh disini. Semakin besar
potensi keuntungan yang dapat diperoleh disini, maka semakin besar juga potensi
kerugian yang dapat timbul dan sebaliknya.

copypaste : www.belajarforex.com