Selasa, 10 April 2012

Catatan kecil forex IX (Indikator RSI)

Diperkenalkan pertama kali oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978 pada bukunya New
Concepts in Technical Trading Systems. Nilai dari Rsi berada pada kisaran 0-100 (itulah
sebabnya mengapa digolongkan sebaga indikator oscillator. Oscillate = hanya ada pada
kisaran tertentu). RSI sendiri merupakan indikator  yang membandingkan momentum
harga yakni antara nilai pada saat ini terhadap daya tarik losses yang terjadi. 
berikut adalah contoh indikator RSI, berada dibawah chart harga :



Perihal kegunaannya, RSI dapat kita gunakan untuk mengetahui hal-hal berikut ini: 
1.  Divergence positif / negatif
2.  Momentum pergerakan harga
3.  Kondisi overbought / oversold 
Namun diantara ketiga kegunaan diatas, kegunaan pertamalah yang paling sering dipakai
oleh para trader terutama karena sisi kemudahannya sehingga interpretasi RSI tidak bias
antara satu trader dengan trader lainnya.
Cara pengidentifikasian kondisi overbought / oversold dengan RSI sangatlah sederhana.
Sederhana namun belum tentu mudah. Aturan umum yang berlaku adalah kondisi
overbought diperoleh bila RSI memotong garis 70 dan oversold bila RSI memotong garis
30. Beberapa buku juga merekomendasikan 20-80 sebagai batasan OB dan OS. Bisa saja
untuk mata uang tertentu dalam kondisi tertentu batasan overbought / oversold berada
pada 40-60, jadi bergantung mana yang sesuai. Lagi-lagi perlu dilakukan trial and error.
Namun demikian sebagai sedikit panduan, RSI akan semakin akurat digunakan pada
kondisi pasar yang efisien dan stabil. Sampai saat ini, pasar forex merupakan pasar yang
paling stabil dan efisien dalam pergerakannya (harga lebih ditentukan oleh market dan
sangat likuid). Jadi, sedikit banyak batasan 30-70 masih berlaku disini walaupun tidak
mutlak.  Seperti juga pada MACD yang dapat digunakan untuk mengukur kekuatan momentum
kenaikan/penurunan harga, RSI juga dapat digunakan untukhal yang sama. Bedanya jika
pada MACD crossover terjadi pada garis nol maka pada RSI pada garis 50.

False Signal pada RSI

Jangan menggunakan RSI sebagai indikator Anda tanpa membaca bagian ini terlebih
dahulu!! Mengapa? Jika Anda cukup cermat memperhatikan gambar-gambar yang
disajikan di atas pasti beberapa di antara Anda bertanya, mengapa ada beberapa keadaan
dimana apa yang dikatakan RSI berbeda dengan keadaan yang sebenarnya?

Inilah yang disebut false signal alias sinyal palsu. Jika kita telusuri dari rumus RSI mula-
mula dapat kita ketahui bawha pada dasarnya RSI bergerak dengan sangat sensitif.
Sebuah indikator yang sensitif memungkinkan kita memiliki banyak “anjuran” untuk
Buy/Sell menurut indikator yang bersangkutan. Itu keuntungannya. Namun itu pun
menjadi sekaligus bumerang bagi kita karena dengan  semakin banyaknya anjuran yang
ada maka akan semakin banyak kesempatan untuk terjadi anjuran yang menyesatkan
yang membawa kerugian besar.
Oleh banyak chartist, RSI tidak digunakan sendirian sebagai indikator utama karena sifat
sensitifnya itu. RSI lebih sering dipakai sebagai penguat anjuran oleh indikator lain.

Lalu adakah cara untuk menghilangkan false signal pada RSI atau setidaknya mengurangi
kepalsuan si RSI ini? Ada. Tentu saja ada. Cara yang paling sederhana adalah mencari
periode yang terbaik pada RSI yang hendak kita gunakan. Seperti kita ketahui bersama
bahwa semakin besar periode sebuah indikator maka sifat sensitifitas akan semakin
bekurang. Hal ini juga berlaku pada RSI dengan demikian kita dapat menggunakan RSI
dengan periode sedikit lebih besar dari biasanya yaitu 14. Atau dapat juga menggunakan
periode diatas itu, misalnya periode 18. Nah, periode mana yang cocok, silakan Anda yang tentukan sesuai selera masing-masing.
Belajar Forex sendiri jika hendak menggunakan RSI biasanya menggunakan periode 10
atau 14, namun saya kembalikan lagi pada Anda sebagai pembaca.
Cara lainnya lagi adalah mengurangi sifat sensitifitas RSI dengan memangkas bagian-
bagian RSI yang terlalu keriting. Caranya dengan memberikan penghalus pada RSI
menggunakan SMA. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar