Selasa, 10 April 2012

Catatan kecil forex VIII (Indikator Moving Average)

Merupakan indikator yang paling sering digunakan dan paling standar. Jika di
Indonesiakan artinya kira-kira adalah rata-rata bergerak. Moving average sendiri
memiliki aplikasi yang sangat luas meskipun secara  rumus sangatlah sederhana.
ini contoh indikator moving average :



Dikatakan sederhana karena pada dasarnya metode ini hanyalah pengembangan dari
metode rata-rata yang biasa dikenal di sekolah menengah.
MA sendiri merupakan indikator berjenis trend, yaitu indikator yang digunakan untuk
menentukan trend yang sedang terjadi di market. Penggunaannya sangat luas bukan saja
dalam dunia forex, jika Anda pernah bermain saham dan menggunakan analisa teknikal,
maka pasti MA juga digunakan disana. Toh memang analisa teknikal bersifat universal
dan dapat digunakan dalam semua market yang menggunakan data kolektif.
MA juga dapat diturunkan lagi menjadi indikator baru dan benar-benar berbeda dengan
indikator aslinya. Jika nanti Anda mulai mempelajari MACD (Moving Average
Convergence Divergence) maka Anda akan mengetahui bahwa indikator satu ini pun
asalnya juga dari MA (lihat saja namanya).
Moving average mempunyai tiga varian yang berbeda yaitu Simple Moving Average,
Weighted Moving Average dan Exponential Moving Average. Masing-masing
merupakan metode rata-rata bergerak, hanya saja cara me-rata-ratakannya yang berbeda
satu sama lain. Namun dalam pembacaannya tetaplah sama dan semuanya mengiktui
aturan yang berlaku pada Moving Average. Kenyataannya sejak awal tahun 2000 an,
Moving Average bukan saja berkembang dalam 3 varian saja tetapi menjadi lebih dari 5
varian yang disesuaikan dengan kegunaannya saja. Namun untuk mempersempit ruang
pembahasan sekaligus memudahkan Anda dalam menginterprestasikan MA, pembahasan
hanya difokuskan pada ketiga jenis MA.


Simple Moving Average (SMA)

Simple Moving Average (atau biasa disebut Moving Average saja atau juga disingkat
SMA) adalah Moving Average paling sederhana dan tidak menggunakan pembobotannya
dalam perhitungan terhadap pergerakan closing price. 
Secara garis besar MA dapat digunakan untuk hal-hal berikut: 
1.  Menentukan trend yang akan terjadi.
2.  Menentukan titik support dan resistance.
3.  Memuluskan indikator lain yang terlalu bergerigi.
Aplikasi MA paling banyak digunakan untuk memprediksi arah trend sedangkan
kegunaan no 2 dan 3 tidak terlalu banyak digunakan. Kali ini kegunaan MA akan dititik
beratkan pada kegunaan utamanya yaitu untuk memprediksi trend. Sedangkan kegunaan
no 2 akan dibahas pada artikel tersendiri yang akan disisipkan kemudian.
Semakin besar periode dari MA maka kurva MA yang dihasilkan akan semakin lebar dan
tidak sensitif dalam mengakomodasi perubahan harga. Sebaliknya, semakin kecil periode
MA maka kurva MA yang dihasilkan menjadi semakin semakin sensitif. Dalam hal ini
terlalu sensitif atau tidak sensitif sama sekali bukanlah hal yang baik. Semakin sensitif
sebuah kurva MA maka semakin sering sinyal palsu dihasilkan dan membuat trading kita
loss. Sebaliknya, semakin tidak sensitif maka sinyal beli atau jual menjadi semakin
sedikit yang mengakibatkan kita tidak dapat bertrading.

Weighted Moving Average (WMA)
 Pertanyaan pertama yang timbul di benak kita adalah apakah perbedaan SMA dengan
WMA? Tentu saja ada perbedaannya. Cukup berbeda sehingga diklasifikasikan menjadi
dua bagian. Tidak cukup banyak berbeda sehingga nama mereka mirip karena
menggunakan metodologi yang sama, hanya caranya yang berbeda.

Bayangkan begini: Manakah harga yang memiliki bobot penekanan yang lebih besar
dalam memprediksi harga didepan, harga satu jam terakhir yang kita miliki atau harga
dua bulan lalu yang kita miliki? Tentu saja yang satu jam terakhir. Paling tidak
pergerakan harga tidak satu jam terakhir akan lebih representatif dalam memprediksi
harga didepan apabila dibandingkan dengan harga dua bulan yang lalu. 

Atau jika kita aplikasikan dengan kehidupan sehari-hari, ambillah kita akan membeli
sebuah telepon genggam. Tentu saja kita akan mencari tahu harga telepon genggam
tersebut dalam rentang waktu terakhir. Nah, mungkin  kita akan lebih memperhatikan
harga satu hari yang lalu dibandingkan harga dua minggu yang lalu karena menurut
hemat kita pastilah pergerakan harga tidak akan berbeda jauh dengan harga satu hari lalu.

Bobot penilaian inilah yang diatur oleh WMA. Pada SMA, bobot setiap harga baik dua
minggu lalu atau pun dua hari yang lalu memiliki bobot penilaian yang sama. Pada WMA
data terakhir memiliki bobot yang lebih besar nilainya dibandingkan harga-harga
sebelumnya.

Pembobotan nilai pada WMA akan tergantung pada panjang periode yang kita tetapkan.
Semakin panjang periode yang ditetapkan, maka semakin besar pula pembobotan yang
diberikan pada data terbaru.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar